Trik cepat Menulis Resume di Blog
Judul : Trik Cepat Menulis Resume di Blog
Resum ke : ke-2
Gelombang : 20
Tanggal : 14 Juli 2021
Tema : Menulis Resume cepat kilat di Blog
Narasumber : Maesaroh, M.Pd
Melihat judul kedua, hari Rabu 14
Juli 2021, menggelitik hati. Dalam fikiran saya, ingin menunda membuat resume
tulisan narasumber, karena banyak gelayutan aktivitas dari pagi hingga malam
ini masih ”ngezoom”, bahkan saat pelatihan menulis berbarengan dengan 3 kegiatan, ngezoom,
menyimak pelatihan( bersyukur lewat tulisan di WAG ), dan menyuapin makan anak
bungsu saya- dengan manja meminta saya untuk menyuapi. Entalah apa jadinya
resume saya...
Alhamdulillah dengan kesulitan
membagi waktu, tetiba Ibu Maesaroh langsung memunculkan PPT dan penjelasan
diakhir, beliau mengatakan bahwa “Jadilah
manusia cerdas yang siap menerima perubahan. Siap dengan segala keadaan, dan
siap dengan segala tantangan.” Inilah
yang menyuntik emosi dan semangat saya untuk lanjut membuat resume. Terimaksih
Bu May, di waktu singkat dapat memberikan motivasi, sesingkat ibu menjadi
penulis.
Karena konsiten dalam menggali ilmu, itulah kata kunci di awal pelatihan
dimulai. Bisa tidak ya saya konsisten? Konsinten kalau saya analogikan seperti
niat, luruskan niat agar tujuan tercapai. Karena, kalau sudah konsisten maka kita
akan mempunyai komitmen untuk mencapai hasil yang kita inginkan. Susah? Kata “susah”
inilah yang membelenggu lentiknya jari untuk menuangkan ide dalam lembaran word
di mesin kotak yang hebat. Dimulai dengan istilah bisa ala biasa mungkin disini karena
terbiasa menyelesaikan hal yang sulit, terbiasa memecahkan masalah yang rumit,
menulis sebuah resume menjadi hal yang amat mudah bagi Ibu Maesaroh. Betul juga apa kata
beliau, bisa ala biasa, mungkin kalau saya paksa
ala terbiasa akhirnya bisa ( hehehe ) biasa menyelesaikan sesuatu yang
sulit karena paksaan emosi akan memudahkan saya menyelesaikan tugas yang
diberikan. Dan bersyukur saya mendapatkan
kesempatan untuk mengikuti kelas menulis PGRI ke-20. Semua karena keinginan
yang kuat.
Menulis resume di Blog bagi sebagian peserta
di kelas menulis mungkin bukan hal yang baru. Tapi untuk sebagian yang lain
bisa jadi sesuatu yang baru, yaitu saya sendiri. Menulis di blog sesuatu yang baru
untuk saya. Bahkan membuat blog saat mengikuti pelatihan menulis angkatan
ke-20. Anehnya, kok ya saya mau dan mengalir begitu saja membuat blog, kemudian
saya mencoba menulis separagarf setiap hari, karena apa? Belajar konsisten
lewat paksaan, paksaan yang baik tentunya.
Mengapa
perlu cepat menulis di blog?
Dalam pandangan Bu May, “sebagai seorang bloger
pemula kita perlu mengenalkan aroma tulisan kita pada khalayak ramai. Inilah menjadi pematik saya
untuk terus menulis dan mengikuti pelatihan menulis. Saya selalu memiliki mind set, apabila kita menempatkan
tulisan kita di urutan teratas, besar kemungkinan kita akan memiliki pengunjung
paling banyak
betul juga ya Bu maysaroh, apa yang kita fikirkan itu yang akan kita
dapatkan..setuju!
Dipertemuan pertama resume saya urutan
kedelapan, menurut saya itu tercepat ternyata ada yang lebih cepat, tapi saya
tak putus asa terus saya tetep di layar kotak untuk menuntaskan resume ini. Penulisan
resume kedua ktarget kedelapan lagi dengan segala kekurangan waktu dan padatnya
aktivitas. Atas dasar ini, saya sangat termotivasi untuk meluncurkan tulisan demi tulisan.
Perilaku konsisten untuk selalu menulis resume
dengan cepat, menarik saya untuk tak patah semangat, ketikan ini menjadi saksi
komitmen dan keseriusan membuat resume kedua. Walaupun saya nggk tau apakah
tulisan saya bagus atau tidak. Bat saya yang penting selesai dulu menulis. Konsistensi untuk selalu cepat, melirik mata saya tertuju
pada WAG pengumpulan resume.
Jika kita serius ingin belajar, maka kita
harus serius dengan mempersiapkan banyak hal. Salah satunya dengan menyiapkan 2
alat piranti digital yaitu Hp dan Laptop. Hp digunakan untuk menyimak materi, laptop digunakan
untuk membuat resume. Untuk
menjadi penulis yang handal, kita harus mengatur pola pikir kita.Untuk menjadi
penulis, tentunya tujuan utama kita adalah agar tulisan kita ada yang baca. Betul juga kata narasumber malam ini
malam ini saya mencoba untuk menggunaka 2 alat tersebut, tapi ya itu buat
aktivitas lainnya, namun saya akan mencoba untuk ATM gaya ini ya..dipelatihan
ketiga, Bismillah.
Tidak mudah membuat banyak orang tertarik
dengan dunia literasi, terkadang banyak tulisan yang berserak di WAG. Namun ada
yang membaca dan banyak pula yang mengabaikan. Untuk itu, seorang penulis harus memiliki karakter,
karena terkadang ada saja yang mau membaca tulisan bergantung pada siapa
penulisnya. Disini kita semua adalah penulis, namun tak jarang jika
semua dari kita saling membaca tulisan satu sama lain. Berbeda ketika ada
seorang penulis yang sudah terkenal seperti Asma Nadia misalnya, tanpa beliau
suruh, kita pasti mencari Tulisannya. Itulah
sebabnya mengapa kita harus memiliki karakter dalam menulis. Harus memiliki
kekhasan dalam bahasa tulisan. Betul sekali apa yang disampaikan narasumber terkadang kita hanya melihat
siapa yang menulis bukan apa isinya. Membuat tulisan menjadi manis karena kebiasaan
kita membaca tulisan orang maka terkumpulkan kalimat demi kalimat sehingga ketika
akan menulis seperti menuangkan di teko air ke dalam gelas kosong.
Saatnya yang paling penting bagaimana kita bisa
menulis cepat?, yaitu membuat trik cepat menulis resume.
1. Membiasakan diri duduk 10 menit
di depan laptop sebelum materi dimulai
2. Selama duduk 10 menit tersebut
saya selalu merangkai paragraf pembuka yang selalu dikemas dengan bahasa yang
puitis. Serta menulis paragraf penutup dengan menyisipkan kalimat2 motivasi.
3. Tulis resume dengan paragraf yang
pendek-pendek. Pembaca blog cenderung bosan membaca paragraf yang lama selesai, dengan membuat paragraf pendek,
tulisan kita mudah difahami dan disimpulkan.
4. Menulis pernyataan Narasumber
dengan gaya bahasa Paralelisme , atau bisa saja mengadopsi semua bahasa
narasumber dengan memberikan tanda kutip. Pak A mengatakan "...."
Yang terpenting dalam menulis resume
adalah plagiarisme. Jangan menduplikasi tulisan orang lain. Hal yang paling
sering didapati dari tiap gelombang adalah temuan plagiarisme. Di setiap
gelombang selalu ada saja peserta yang menduplikasi tulisan temannya. Hal ini
tidak baik, karena dapat melemahkan mental peserta lainnya. Benar sekali apa
yang tertulis oleh Bu Maysaroh, saya jadi seperti tertembak, apakah saya sama
dengan peserta yang lain? Rasa takut menghantui padahal saya nggk sempat
membaca tulisan orang untuk mengumpulkan resume setiap malam.
Sebagai penulis pemula, memang bukan
hal yang mudah untuk menumbuhkan sikap percaya diri. Kepercayaan diri di dapat
ketika sering mengikuti pelatihan dan terus berlatih menulis apa yang ada dlam
pikiran kita.
Untuk menjadi penulis handal, kita
harus memupuk mental baja dalam menulis dengan cara:
1. Tanamkan sikap percaya diri.
Jangan merasa malu, karena tulisan yang kita anggap jelek akan menjadi
luarbiasa bagi mereka yang tidak pernah belajar menulis.
2. Siap dengan segala kritikan.
Meskipun terkadang budaya memuji lebih banyak dari budaya mengkritik, namun
pujian itu harus membuat kita semakin memperbaiki tulisan.
4. Bangunlah tulisan di berbagai
Blog.
Hal ini amat perlu karena terkadang
orang akan bosan melihat penampilan kita yang itu2 saja. Ibarat memakai baju,
tentu orang akan bosan jika baju yang kita pakai hanya warna hijau saja. Itulah
sebabnya tulisan harus memiliki warna lain, salah satunya tulisan kita pada blog lainnya. Menulis di
berbagai blog juga menanamkan mental penulis yang mudah beradaptasi dan tak
segan memberi perubahan. Sebagai pemula buat saya ada kesulitan untuk memulai
dengan blog yang baru, karena blog yang diisi juga baru dimulai...tapi tak ada
salahnya kita memulai lebih dari satu blog. Untuk mengikuti pelatihan menulis
ini buat saya untuk yang kedua kali, namun yang kedua kali saya seperti mendapatkan
hidayah, hidayah itu selalu ada baru saat ini saya menangkap hidayah untuk memulai
menulis.
Jadilah manusia cerdas yang siap menerima
perubahan. Siap dengan segala keadaan, dan siap dengan segala tantangan.
Tanamkan konsistensi yang kuat, karena hidup itu butuh target. Tak peduli berkolaborasi
dengan ratusan kesibukan, ketika konsisten adalah sebuah target, maka semua
akan berjalan baik air menuju muara. Ini sedang saya coba. Semoga semua akan
menjadi biasa-biasa. Saya tak pernah berfikir jika saya akan menjadi seorang
penulis. Tetapi keinginan menambah ruang baru dalam hidup saya membuat saya
terpacu untuk mengikuti pelatihan ini. Bermodal paksa dan niat. Yakin bahwa
kita bisa.
Mungkin ketika saya tidak duduk di
waktu pelatihan, maka saya tidak akan pernah bisa memberi ruang perubahan dalam
diri saya. Sekarang, saya mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan Demikian
resume dari saya semoga bisa dicerna dengan baik. Mohon maaf atas segala
keterbatasan, saya berupaya untuk menerima kritik dan saran untuk menjadi
manusia yang menerima perubahan.
Terimakasih Bu Maesaroh, pemaparan
yang sangat luar biasa, sangat menginspirasi bagi saya yang baru memulai
menulis kerren dan jujur takjub.
Sungguh tulisan yang Kren. Nyata dan fakta di awal ...dipadupadan dengan resume materi yg lengkap enak dibacs
BalasHapusMantap. Semangat terus buat resumenya
BalasHapusLuarbiasa bunda. Saya terkesan dengan bahasa biasa ala terpakasa hehehe. Betul sekali bu.
BalasHapusKeren.👍 Saya suka membaca kalimat pengantannya dan terbayang yang terjadi di sana
BalasHapusMaaf baru berkunjung, tulisannya hebat, saya suka
BalasHapus