Konsep buku Non Fiksi
Gelombang : 20
Tanggal : 18 Agustus 2021
Moderator : Mr. Bams
Narasumber : Ibu Misiin, M. Pd
Bismillah...
Semangat
Agustus terus membara, walau masih didera pandemi. “Pandemi tak menyurutkan kita untuk terus belajar dan belajar.” Mengutip percakapan wathsap Mr.Barm moderator peawai yang kaya akan
inspiratif.
Narasumber adalah alumni kelas menulis Om Jay gelombang 8 yang juga mendapat kesempatan sekaligus tantangan menulis yang diberikan Prof. Eko. Kami bersembilan telah berhasil menaklukakan tantangan menulis Prof Eko dan buku narasumber beserta 9 oranglainnya telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia secara online maupun offline. Buku karya Beliau berjudul Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi.
Beliau telah berhasil mengalahkan ketakutan dari diri
sendiri. Ketakutan itu merendahkan potensi untuk menulis. Pengalaman yang
dialami narasumber seperti saya mengaca pada diri sendiri. Bedanya, beliau
sudah punya persiapan untuk menghadapi tantangan dan ketakutan yang belum tentu
terjadi.
Orang hebat
selalu berdoa untuk orang lain, agar kehebatnya terus mengalir dan melahirkan
generasi pena yang akan mengukir dibelahan bumi pertiwi Indonesia. Membaca doa
yang dipanjatkan jiwa ini berbisik,” Ya allah, kabulkan doa narasumber untuk
kami para penjuang pena yang terus meniti jalan berliku untuk mencapai tujuan
yang sama melahirkan sebuah karya.”
Untuk menjadi orang hebat berawal dari ketakutan dan
kekuatan mimpi yang selalu menghantui bahkan menjadi sesuatu yang mungkin dapat
dikatakan ketidakwajaran dalam beraktivitas.
Materi malam ini sangat mengisi batrey rasa
ketakutan dan kekhawatiran yang saya alami. Untuk memasuki atau mendaftar
menjadi rentetan bimbingan Prof. Eko saja saya harus konsul dengan kawan
sejawat di kelompok 20.( terimaksih bu “E” atas sarannya-kelak akan menjadi sejarah tinta emas
dalam mewujudkan tulisan bersama Prof.Eko, Aamiin). Satu lagi Narasumber Bu Aam, atas waktunya yang tak jenuh membalas wa
saya disela kesibukan yang padat. Walaupun, saya belum tahu apakah tulisan yang
saya ajukan lolos dan bisa dilanjutkan pada outline dan mengembang dari satu bab ke bab berikutnya. (menghayal dulu bolehlah...)
Cahaya untuk berkarya berasal dari diri saya sendiri. Betul, apa yang disampaikan narasumber. Saya yang minder untuk menulis,
menjadi berani untuk menulis. Intinya, menulis...menulis...lihat akhirnya. Bahkan
saya memberanikan diri menjadi guru eskul literasi dari ilmu yang baru sedikit
saya dapati dari kelas menulis online ini.
Nekat! Ya saya
berfikir harus ada nekat bin tekad untuk menjadikan menulis sebagai passion(
wah, jadi ingat materi bu Kanjeng). Menulis resume setiap pekan tiga kali
awalnya berat dan penat, lama-lama menjadi pembiasaan dan akhirnya menyiapkan
diri setiap pulang mengajar langsung buka kotak ajaib dan mohon ijin yang di rumah ( pesan moderatoe Mr
bams..mantab rumusnya)
Menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan,
cerita, atau sesuatu yang dikuasai dan
dicintai. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk
buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan. “Saya memiliki buku, Bapak Ibu juga memiliki buku, NAMUN buku tersebut
MASIH belum lahir.” Kalimat ini kedua batrey yang saya temukan pada materi
malam ini.
Sebelum menulis buku, narasumber mengatakan harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis? Dua alasan beliau sama seperti yang saya inginkan adalah sebagai berikut: mewariskan ilmu lewat buku, mengembangkan profesi sebagai seorang guru, dan terakhir kata bijak dari Imam Al Ghazali; aku bukanlah anak raja, bukan anak ulama, maka aku harus jadi penulis.
Malam ini membahas buku nonfiksi. Dalam penulisan buku
nonfiksi ada 3 pola yakni:
Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit
atau dari sederhana ke rumit) Contoh: Buku Pelajaran
Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses. Contoh: Buku
Panduan
Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir.
Pola ini diterapkan pada buku-buku
kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)
Proses penulisan buku terdiri
dari 5 langkah, yakni;
Pratulis,
1.
Menentukan
tema
tema menjadi
sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya pengalaman
pribadi, pengalaman orang lain, berita di media massa, status
Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram, imajinasi. mengamati lingkungan, perenungan,
dan membaca buku
2. Menemukan ide
3. Merencanakan jenis tulisan
4. Mengumpulkan bahan tulisan
5. Bertukar pikiran
6. Menyusun daftar
7. Meriset
8. Membuat Mind Mapping
9. Menyusun kerangka
Menulis Draf,
Merevisi Draf
Menyunting Naskah
Menerbitkan
Tema bisa
ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah
parenting, pendidikan, motivasi dll.
Masya Allah,
materi malam ini selain mendapatkan banyak batrey untuk menambah gairah imajinasi
pena sekaligus ilmu untuk bisa menjadikan kita lebih percaya diri untuk mendapat
bimbinga dari Prof eko. Lewat blog segores pena, saya sangat bersyukur karena
tak melewatkan kelas malam ini, dan akhirnya saya ucapkan dari pena yang
terdalam terimaksih pada Bu Iin, atas kucuran air yang melingkar dalam segores
pena untuk melangkah menuju bimbingan bersama Prof. Eko.
( mimpi dulu
sii..gratis..pupuk dengan tekad dan kesabaran akan lahir buku yang HEBAT)
Agustus yang makin membara, resume yang makin hebat
BalasHapussemakin semangat
BalasHapuskereen...semangatt Bunda😘😘😘
BalasHapusSuka. Keren banget.
BalasHapusSegores pena yg slalu enak dibaca. Resume lengkap rapi dan tertata. Mantap luar biasa'
BalasHapusCakeppp
BalasHapusnarasumbernya ok, resumenya jg mantap.. ilmu bgt.. keren pokoknya
BalasHapusSemangat 45 Bun....keren dan rapi
BalasHapusKudaokan semoga lancar dalam menerbitkan buku ya Mom
BalasHapusMantul Bu..semangat
BalasHapusSimple dan keren 🤗🤩
BalasHapusTERIMAKASIH SEMUA ATAS SUPORTNYA GURU-GURU PENAKU...
BalasHapus