Menguak Dapur Penerbit Mayor

 

Judul               : Menguak Dapur Penerbit Mayor

Resum ke        : ke-11

Gelombang      : 20

Tanggal           : 4 Agustus 2021

Tema               :  

Narasumber     : Edi S mulayanta

 

Bismillah..

Apa arti menguak? Mengungkapkan rahasia yang bertujuan untuk menghasilkan yang terbaik.

Dilanjutkan dengan kata”dapur”, dapur merupakan kata benda- tempat berkumpulnya untuk keluarga. Tempat dimana kenangan dibuat sendiri dan dibumbui dengan cinta. Kalau saya simpulkan bearti akan diajak berkumpul untuk membedah penerbit Mayor, untuk mengenal penerbit Mayor lebih dalam.

Semakin hari lebih menantang dan mendalam penyampaian materi, belum pukul 19.00 semua peserta sudah berada di depan kotak ajaib untuk menuangkan tulisan indahnya. Kalau saya menunggu khawtr tak sampai dalam pembuatan resumenya, sedikit lebih lambat merangkainya. (senyum sendiri deh..)

Malam kesebelas ini saya akan berkeliling bersama teman-teman gelombang 20 dan Ibu Kanjeng ( jadi ingat kepiawaian beliau di pertemuan pertama) sebagai moderator agar jalan-jalan kita ke dapur Penerbit Mayor lebih Asyik. Lebih asyiknya lagi ternyata Narasumbernya luar biasa, membayangkan akan mendapatkan sesuatu yang indah di dapur Penerbit Mayor. Beliau adalah Bapak Edi S mulayanta, S.Si, M.T.

Narasumber mengelola penerbitan dari tahun 2001 sehingga genap 20 tahun berkecimpung di dunia produksi buku. Sebelumnya Beliau  adalah penulis lepas yang hidup dari menulis buku. Nah, bumbu 1 menakjubkan, sudah 20 tahun di dunia penerbitan bearti sudah dewasa, mampu untuk memberikan citarasa bagi penulis untuk mampu menerbitkan di penerbit mayor. Jadi tambah percaya diri walaupun tetap terselip  kata di hati”apa iya” ( senyum aja deh), saya bisa lolos menerbitkan buku di Mayor???

Penulis dan penerbit telah dilindungi undang-undang secara penuh sejak terbitnya UU no 3 Tahun 2017 yag diikuti oleh Peraturan Pemerintah 2 tahun kemudian yaitu PP No 75 tahun 2019.

Dalam UU no3 dijelaskan dengan detail bagaimana proses industri penerbitan dan unsur-unsur yang ada di dalamnya. Diatur dengan detail dan kemudin disempurnakan dengan PP No 75 yang lebih detail mengatur proses membuat naskah hingga menyebarluaskannya. Apabila bapak-ibu sekalian ingin menjadi penulis, ada baiknya bapak ibu pelajari dengan seksama pada peraturan pemerintah no 75 tersebut, karena dengan PP ini proses penerbitan buku akan mejadi lebih cepat.




Bumbu ke-2, saya diberikan kunci proses penerbitan buku menjadi lebih cepat,( hati saya tertuju pada kalimat ini). Kenapa lebih cepat? Karena ada aturan-aturan yang detail bagaimana sisi penulis mengajukan naskah hingga sisi penerbit dalam mengelola naskah menjadi buku.”Sesuai dengan tema yang akan saya bawakan, adalah bagaimana penerbit mayor dalam mengelola naskah untuk dapat disebarluaskan di outlet-outlet yang menjadi sumber pendapatannya.”

Bumbu ke-3, Pembagian penerbit mayor dan minor sebenarnya tidak ada dalam Undang-undang perbukuan no 3 tersebut. Jadi ini hanya pembagian yang secara alamiah terjadi, dimana penerbit mayor tentu mempunyai jumlah produksi yang lebih tinggi dibanding dengan penerbit minor. Oleh Perpustakaan nasional, kemudian digolongkan kedalam penerbit yang berproduksi ribuan dan ratusan yang terlihat dalam pembagian ISBN yang dikeluarkannya. Wah, dapat informasi untuk menambah narasi fikiran saya. Bahwa, hal yang terakait dengan sebuah yang menakutkan “Blok  atau  Dikotomi penerbit mayor dan minor, semua itu potret dilapangan yang menggelombang akhirnya menjadi sebuah kata “lebih baik dari yang lain.”


Kemudian terjadi juga di sisi pemasaran bukunya, dimana ada penerbit yang mampu menjangkau secara nasional dan ada yang regional saja. Hal ini diperuncing lagi dengan pembagian yang dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi di Indonesia atau Kemendikbud DIKTI, yang menyaratkan terbitan buku harus berskala nasional penyebarannya. Penerbit yang sudah terlanjur beroplah besar tentu tidak ada masalah dengan hal ini, karena memang skala produksi dan skala mesin produksinya memang sudah terlanjur besar, sehingga untuk memenuhi pasar nasional tidak terlalu sulit. (jadi ketawa sendiri saya barangkali termasuk yang membentuk opini tersebut)

Bagi  penerbit, sebagai dapur pengolahan naskah dari penulis, tidak ada masalah yang cukup berarti dari sisi penerimaan naskah baru. Di era pandemi ini, naskah masih saja mengalir dengan cukup baik. Hal ini, karena banyak calon penulis yang melakukan WFH sehingga banyak waktu untuk melakukan penulisan naskah buku. Para  pengajar baik guru maupun dosen, menjadikan laju naskah baru masih tetap terjaga dengan baik.   

Yang menjadi kendala adalah justru dipengolahan naskah, mulai dari editorial, setting perwajahan dan kover hingga produksi buku cetak. Outlet toku buku fisik banyak terkendala kebijakan pemerintah, sehingga secara otomatis proses penerbitan buku menjadi melambat menyesuaikan dengan kondisi output penjualan buku yang melambat.

Bumbu kedua( menurut saya), merupakan kunci dasar untuk penerbitan buku lebih cepat, sehingga lebih cepat pula ditangan pembaca. Menjadi editing, bukan perkara mudah.

Untuk yang mempunyai keilmuan bidang kebahasaan terkadang jadi kendala juga untuk menuangkan ide akan mengalami Writer’s Block, yaitu saat menulis bersamaan dengan editing pribadi akan menjadi hambatan buat saya secara pribadi karena ketidak mahiran dalam editing.

Wah, perlu latihan editing, banyak membaca,berlatih, dan bertanya pada yang berpengalaman dalam menulis buku.

Pertanyaan yang disampaikan peserta pada narasumber dijawab dengan tuntas dan tepat. Jadi, tak ada kendala untuk penulis pemula seperti saya untuk lolos dalam penerbitan mayor, terus berkumpul bersama penulis hebat akan kita dapati ilmu dan kesempatan yang luar biasa, seperti komunitas menulis di gelombang 20, Masya Allah mereka selain penulis hebat juga pengalaman yang luar biasa dan dikemas oleh mentor yang Dahsyat.

Tetap pandang ke depan, karena bumbu-bumbu  yang diberikan merupakan racikan agar hidangan tulisan semakin enak dibaca, namun penulis juga yang menentukan bumbu yang tepat agar hidangan buku semakin memikat.

"Menulis adalah mencipta, dalam suatu penciptaan seseorang mengarahkan tidak hanya semua pengetahuan, daya, dan kemampuannya saja, tetapi ia sertakan seluruh jiwa dan napas hidupnya". - Stephen King

 

 

 

 


 




Komentar

  1. Mari kita mencipta dengan menulis

    Resume yg ditutup dengan tantangan.kren

    BalasHapus
  2. Penuh dengan bumbu tulisan yang diracik dengan sempurna.

    BalasHapus
  3. Ah si ibu.. keren banget dah.. Lihat dapur, ingat bumbu2an ya.. ini bumbu2 yg bikin sehat semua, bu... keren

    BalasHapus
  4. Kalo bumbu 1-2-3 dicampur menghasilkan apa yha?
    Ya ..betul. Buku best seller

    BalasHapus
  5. Penutup yang menggugah selera

    BalasHapus
  6. Dapur dan bumbu...cerdas bund,keren👍

    BalasHapus
  7. Wah, racikan bumbu yang komplit memanjakan setiap penikmatnya. Kereen

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Writer's Block?

POHON IMPIAN

Buku Mahkota Menulis, Buku Muara Tulisan