Betulkah Menulis Itu Mudah?

 Resum ke-26


Malam ini  saya bersama blogger Milineal akan berselancar ke Samudra tanpa batas dengan seorang  dosen dari IAIN Tulung Agung,  juga penulis 26 buku, seorang motivator, serta Penggiat Literasi. Pojok Literasi mulai beliau torehkan sejak 2003 dan tak pernah putus hingga sekarang.  Sangat inspiratif sekali menjadi beliau yang bernama Dr.  Ngainun Naim.

Pada umumnya orang mengatakan menulis itu sulit, berat, dan butuh waktu. Ternyata pandangan ini yang membuat hambatan untuk memulai. iya nggak..iya nggk..masa nggk?๐Ÿ‘€

Di bawah ini link yang bisa kita lihat untuk memacu pelatihan dalam menulis :

https://www.spirit-literasi.id/2021/09/pangeran-diponegoro-proses-kreatif.html 

https://ngainun-naim.blogspot.com/2021/07/adab.html

Beberapa hal yang harus dibekali agar memudahkan untuk menulis: 

1. MINDSET bahwa menulis itu mudah. Jangan mudah menyerah. Belum menulis sudah bilang sulit.

2. Tekad yang kuat, Jadi orang menulis itu harus bersemangat. Jadi ya harus bertekad kuat. Ada                  hambatan dihadapi, diatasi. Sama dengan kita mengajar. Dulu, sebelum kita menjadi guru, bayangan      kita nggak karuan 

3. Menulis yang diketahui

4. Banyak membaca , Orang yang rajin membaca tetapi tidak menulis itu ibarat pohon tumbuh subur          tapi tidak berbuah. orang yang rajin menulis tapi tidak membaca tidak akan bertahan lama karena           tidak ada yang bisa ditulis. Membaca itu seperti menabung yang akan dikeluarkan secara otomatis         saat menulis.

5. Jam Terbang. Berarti jam terbangnya perlu ditingkatkan. Bagaimana caranya? Ya dengan praktik            menulis. Contohnya, masuk grup menulis  ini penting. Namun ikut grup bukan jaminan bisa menulis      kalau Bapak dan Ibu sekalian tidak praktik menulis.

    Prof. Dr. Kuntowijoyo pernah ditanya tentang cara menulis. Beliau menjawab dengan 

            "6 M: Membaca, menulis, menulis, membaca, menulis, dan menulis."

6. Sabar menjalani proses menulis. Saya teringat mutiara dari pesantren dulu: Seribu langkah itu               dimulai dari langkah pertama. Jadi menulis itu sepanjang kita jalani dengan sabar maka akan berhasil

   Menulis itu butuh energi, nah energi itu bagaikan spirit. Namun spirit menulis itu fluktuatif. Naik  turun . Kalau sedang semangat bisa menulis berjam-jam dan berhalaman, sementara ketika sedang tidak semangat, sebulan pun tidak menghasilkan selembar pun tulisan. Nah, di sini perlunya usaha motivatif.

Motivasi menulis itu ada dua, yaitu motivasi dari luar atau motivasi eksternal dan motivasi dari dalam atau motivasi internal. Motivasi eksternal itu biasanya efektif tetapi hanya sesaat.

Misalnya siswa/i  yang menulis mengerjakan tugas menjelang deadline, mereka bisa bekerja keras siang malam. Ide datang dengan mengalir lancar. Ada tekanan eksternal luar biasa sehingga pekerjaan menulis bisa diselesaikan. Semangat menulis itu hilang entah ke mana.Motivasi internal itu motivasi dari dalam diri sendiri, motivasi ini jauh lebih kuat dan kokoh. 



Hari ke-26

Depok, 8 September 2021

Segores pena

Komentar

  1. Subhanallah...selalu menarik resume bunda. Informatif dan edukatif

    BalasHapus
  2. Motivasi eksternal bisa efektif, dan internal lebih kuat. Perkuat niat dan tekad๐Ÿ’ช๐Ÿ’ช

    BalasHapus
  3. Keren. Salut dengan resume yang menginspirasi.

    BalasHapus
  4. Mari berselancar lagi.. Tulisan yang keren

    BalasHapus
  5. Menulis itu butuh energi, nah energi itu bagaikan spirit. Namun spirit menulis itu fluktuatif.
    Semoga menjadi stabil ya Mom.

    BalasHapus
  6. trimaksih ibu dan bpk kawan segores pena..selalu memberikan suport..

    BalasHapus
  7. ๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ’“๐Ÿ’“๐Ÿ’“

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Buku secara Sistematis

POHON IMPIAN

Ide Menulis itu Dekat