Karya Tulis Ilmiah menjadi Buku

resume 1



 Malam mingguan bersama Belajar Menulis, kegiatan yang bersamaan dengan acara keluaraga, temu kangen dengan anak-anak alumni SMPIT Insan Mandiri, dan arisan keluarga lewat google meet, namun Alhamdulillah satu janji dapat dicansel untuk rubah janjian. Terasa bingung untuk memutuskan dua aktifitas dalam satu waktu karena semuanya sangat penting. 

Mengapa? karena menulis itu buat saya sesuatu banget..., sementara silaturahmi dengan sedulur dua bulan sekali juga sangat penting. al hasil alhamdulillah semua bisa berjalan barengan, walaupun saya tak fokus pada kelas malam menulis pertama, sebagai konsekwensi saya harus membuat tulisan malam ini di kotak ajaib blogku.

Tema malam pertama,  tentunya teoristis dan bikin pusing mengingat tidak ada standarisasi konversi KTI menjadi buku. Namun demikian, dari berbagai pengalaman yang telah disampaikan oleh para Widyaiswara, Peneliti LIPI, Pakar Menulis akhirnya mengerucut pada standar isi buku. Meski demikian, standar tersebut sifatnya tetap fleksibel. Beda penulis kadang beda persepsi.

Apa itu KTI ? 

1. Karya tulis ilmiah yang selanjutnya disingkat KTI adalah tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan,              ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok      yang memenuhi kaidah ilmiah (Perka LIPI Nomor 2 Tahun 2014).

2. Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah                secara  sistematis secara objektif dan jujur didukung oleh fakta, teori dan bukti-bukti empirik                  menggunakan bahasa baku (Dalman, 2016: 5).

   3. Karya tulis ilmiah yang selanjutnya disingkat KTI adalah tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan,             ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau                       kelompok      yang memenuhi kaidah ilmiah (Perka LIPI Nomor 2 Tahun 2014)

Secara umum KTI ada dua yaitu KTI Nonbuku dan KTI Buku

    A. Publikasi Ilmiah Berupa Hasil Penelitian atau Gagasan Ilmiah Bidang Pendidikan Formal

    B.         Laporan Hasil penelitian ; Laporan penelitian dapat berupa penelitian tindakan kelas,                               penelitian eksperimen, penelitian deskriptif, penelitian perbandingan, penelitian korelasi

    C.  Karya Inovatif, Teknologi Tepat Guna

Mengacu pada paparan di atas, ternyata tidak semua KTI itu berupa buku. Memang secara wujud, PTK, PTS, Tugas Akhir, skripsi, tesis, desertasi itu berupa buku, namun bukan buku. Lebih tepatnya adalah laporan hasil penelitian dan sifat publikasinya pun terbatas.

 Publikasi ilmiah pada kelompok ini terdiri dari: 

    (1) Buku Teks Pelajaran, 

    (2) Buku Pengayaan yang terdiri dari Modul/Diktat pembelajaran, Buku dalam Bidang Pendidikan,              Karya Terjemahan, 

    (3) Buku Pedoman Guru.

Struktur penulisan KTI : Umumnya KTI tersusun atas bab-bab dengan penomoran yang struktural                                                  sesuai dengan jenis KTI serta institusi

Perbedaan laporan KTI dan KTI yang dikonversi menjadi buku

yang dimaksud dengan buku?  Konferensi UNESCO tahun 1964 merumuskan definisi buku sebagai terbitan tercetak tidak berkala berjumlah sedikit-dikitnya 49 halaman, tidak termasuk halaman kulit.

Mengacu pada definisi tersebut, maka ciri-ciri buku adalah :

Terbitan tercetak tidak berkala (tercetak dapat secara fisik maupun elektronik (e-book)

Sekurang-kurangnya 49 halaman (beberapa pakar menyebutkan tebal ini khusus bagian isi  utama) 

Memiliki kulit (cover)

Adapun untuk ukuran minimal 15,5 cm x 23 cm (Standar UNESCO)

Secara sistematika, tentunya gaya penulisan KTI dengan penulisan buku tentu berbeda. Ada penyesuaian-penyesuaian sistematika KTI yang dikonversi menjadi buku dengan tujuan agar kesannya tidak kaku. Misalnya penomoran tiap sub bab-sub bab

Secara Bahasa, meski sama-sama ilmiah, hasil konversinya tentu harus dimodifikasi sehingga Bahasa dalam bukunya lebih luwes, bersifat lugas dan tidak lagi mencantumkan kata-kata seperti penelitian ini, peneliti, teman sejawat, penulis

Cara mengkonversi KTI menjadi buku

    1. Memodifikasi Judul

    2.  Judul KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan seting                        penelitian (baik tempat maupun waktu).

    3. Biasanya judul baku KTI mengikuti kaidah tersebut

    4. Judul buku hasil konversi ini seperti judul buku-buku lain harus menarik, unik, mudah diingat, dan         mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif.

Sebagai buku ilmiah, judul buku hasil konversi harus mencerminkan isi. Bahasanya lugas. Tidak menggunakan Bahasa kias. Maka judulnya harus dimodifikasi agar menarik.

 Nah, pada saat laporan tersebut dikonversi menjadi buku, maka harus dimodifikasi gayanya sesuai dengan gaya penulisan buku. Tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah

Contoh :

Modifikasi Bab I

Bab I yang biasanya PENDAHULUAN boleh tetap dipertahankan judulnya dengan PENDAHULUAN , boleh PEMBUKA

 Adapun secara struktur, tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar belakang

Pada kasus PTK yang saya buat, saya rubah dengan judul FENOMENA PEMBELAJARAN TIK yang tentunya berisi mengenai fenomena sebagaimana isi poin latar belakang dalam naskah laporan aslinya ditambah dengan fenomena kekinian agar pentingnya isi buku dapat ditonjolkan sejak awal sehingga pembaca merasa tertarik untuk membaca keseluruhan isi buku

Modifikasi Bab II

Susunan bab dan sub bab di atas harus dirubah dalam gaya penulisan buku sehingga menjadi beberapa bab.

Modifikasi Bab III

Bab III yang berisi metode penelitian biasanya diringkas menjadi satu atau dua paragraph dan dimasukkan pada bab IV di bagian awal

Apakah narasi di atas baku? Tentu tidak. Maksudnya bab 3 memang bisa benar-benar tidak tampak lagi dalam buku hasil konversi KTI

Mengapa bahwa Bab III cenderung dihilangkan dari struktur buku? karena tujuan buku tidak ingin membatasi pembaca secara metodologis mengingat pada bab III kTI umumnya terbatas pada metodologi tertentu.

Buku yang disusun bersifat universal, dalam menjadi referensi dalam metode apasaja

Modifikasi Bab IV

Bagian ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Judul buku menjadi pilihan sebagai judul.

Pada buku bab IV dapat dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil penelitian yang menyatu dalam buku. Maksudnya bahwa  tabel, grafik, foto-foto kegiatan tidak lagi berada dalam lampiran namun dibuat menyatu dengan buku yang tentunya disesuaikan narasinya

Modifikasi Bab V

Pada laporan hasil penelitian, bab V biasanya diberi judul PENUTUP. Judul tersebut dapat dipertahankan. Hanya saja, isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian. Kondisi sebelum dan sesudah penelitian yang masih belum ataupun sudah perhatian tetapi belum memuaskan dapat diuraikan. Intinya bab ini menyaran pada tentang permasalahan yang masih harus diperhatikan. Khususnya PTK, penulis dapat mengambil hasil-hasil refleksi setiap siklus mengingat pada tahapan refleksi ditemukan adanya kelebihan dan kekurangan

Modifikasi Lampiran

Lampiran yang disertakan hanyalah instrument penelitian atau hasil olah data. Adapun data-data yang menyangkut privacy tidak boleh disertakan, misalnya daftar nilai siswa lengkap dengan namanya. Jika ingin menyajikan nilai siswa sebaiknya dibuat kode-kode atau dibuat tabulasi. Lampiran PTK misalnya RPP, kisi-kisi soal, soal boleh dilampirkan. 

Hal-hal  yang perlu diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku :

    1. keaslian laporan hasil penelitian

        Penulis memastikan bahwa laporan yang akan dikonversi menjadi buku memang benar-benar hasil         karyanya dan bukan hasil plagiasi. Tidak dipungkiri bahwa banyaknya publikasi ilmiah melalui            media digital justru disalahgunakan oknum tak bertanggung jawab untuk melakukan plagiasi

   2.  menghindari kompilasi yang terlalu banyak.

        Penulis sering terjebak dalam kegiatan plagiasi dalam bentuk Kompilasi. Maksudnya penulis                 hanya sekedar meng-copas pendapat asli para pakar.  Guna menghindari hal ini, penulis bisa                 menggunakan berbagai macam gaya selingkung, misalnya gaya Harvard yang banyak                             dipergunakan.

    3.  memilah dan memilih data yang dipublikasikan

         Seperti telah disingung di atas, tidak semua data boleh disajikan dalam buku. Hal-hal yang                     bersifat privacy tidak boleh dicantumkan dalam buku.

    4.  modifikasi bahasa buku

        a. Hindari pemakaian penanda transisi menurut hal itu sesuai dengan pendapat lebih lanjut si A                 menyatakan berdasarkan hal tersebut

         b. Tidak lagi mencantumkan kata-kata seperti penelitian ini, peneliti, teman sejawat, penulis

    5. hindari pengambilan sumber kutipan kedua atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung                   jawabkan secara ilmiah

        Pada laporan KTI, biasanya penulis mengambil sumber kedua dalam kutipannya, yang biasa ditemu     dengan transisi * (Si A seperti dikutip Si B)* Si A mengutip pendapat si B menyatakan bahwa Saat         mengambil pendapat dari blog, penulis perlu memperhatikan tingkat akurasi pendapat tersebut             disandingkan dengan pendapat para pakar

    6. wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk                        mendukung keabsahan buku sekaligus menghidari plagiasi. Hal ini perlu diwaspadai karena                   penulis terkadang lupa telah melakukan pengembangan sumber kutipan untuk memperkaya teori-          teori yang disajikan.  Biasanya lupa hanya mencantumkan daftar Pustaka sama persis dengan                laporan KTI.

    7. memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN

        Agar memperoleh ISBN, maka penulis sebelum mengirimkan naskahnya perlu memperhatikan                 kelengkapan naskah 

        (a) judul buku, 

        (b) kata pengantar, 

        (c) daftar isi, 

        (d) isi buku terdiri dari bab-bab, 

        (e) profil penulis/ pengarang, 

        (f) daftar pustaka, khusus untuk buku ilmiah atau ilmiah popular, 

        (g) sinopsis yang ditempatkan di cover belakang buku, 

        (h) cover buku


Namun secara persepsi pembaca yang akan menilai kelayakannya. Nilai jual KTI yang langsung dibukukan tanpa dikonversi tentu akan berbeda dengan yang memang dikonversi jadi buku. Jadi perlu dipahami diawal bahwa : Meng-ISBN-kan KTI tidak sama dengan mengkonversi KTI menjadi buku ber-ISBN.

Oleh sebab itu, penulis juga harus jeli dalam memilih penerbit. Caranya, bacalah buku konversi KTI hasil terbitan suatu penerbit. KTI yang dapat diubah menjadi buku tidak tergantung pada tahun kapan KTI tersebut dibuat.



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Buku secara Sistematis

POHON IMPIAN

Ide Menulis itu Dekat