Menulis Puisi

 Pertmuan ke-2


Pertemuan kedua pada kelas menulis online lagi-lagi free alias gratis. Menulislah diwaktu sempit, menulislah diwaktu senggang nanti kau dapatkan alunan nada dalam detuman kata.

Ada tiga pengertian puisi. Hanya untuk no 3 puisi itu juga bermakna sajak.

Nah untuk puisi yang bermakna sajak, pengertiannya sebagai berikut:


Sajak bebas adalah puisi yang tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap larik

Sjak dramatik (sastra) adalah puisi yang memiliki persyaratan dramatik yang menekankan tikaian emosional atau situasi yang tegang

Sajak lama yakni puisi yang belum dipengaruhi oleh puisi barat, seperti pantun, gurindam, syair, mantra, dan bidal

Sajak lamayakni  puisi yang belum dipengaruhi oleh puisi barat, seperti pantun, gurindam, syair, mantra, dan bidal

Sajak mbeling yakni puisi atau sajak ringan yang tujuannya membebaskan rasa tertekan, gelisah, dan tegang; sajak main-main

Nah, itu pengertian puisi menurut KBBI ya. Sedangkan menurut HB Jassin pengertian puisi adalah Suatu karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian tertentu


Adapun ciri-ciri puisi lama adalah Tidak diketahui nama pengarangnya. Penyampaian dari mulut ke mulut yang merupakan sastra lisan. Sangat terikat akan aturan misalnya jumlah baris di tiap bait.

Yang termasuk puisi lama adalah mantra yakni ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.


 Contoh: mantra untuk mengobati orang dari mahluk halus.
Sihir lontar pinang lontar
Terletak diujung bumi
Setan buta jembalang buta
Aku sapa tidak berbunyi

 Pantun, adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, setiap bait terdiri dari 4 baris, dan di tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, sedangkan 2 baris berikutnya sebagai isi.

Contoh: pantun nasihat.
Sungguh elok emas permata
Lagi elok intan baiduri
Sungguh elok budi bahasa
Jika dihias akhlak terpuji

Seloka, adalah pantun yang berkait atau bertautan juga termasuk puisi lama

 Contoh:
Sudah bertemu kasih sayang
        Duduk terkurung malam dan siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis terguncang

Talibun, yaitu pantun genap yang setiap barisnya terdiri dari 6, 8 atau 10 baris. 

Contoh:
Anak orang di padang tarap
Pergi berjalan ke kebun bunga 
Hendak ke pekan hari tiap senja
Di sana sirih kami kerekap
Meskipun daunnya berupa
Namun rasanya berlain juga

Ciri-ciri puisi baru adalah  Memiliki bentuk yang rapi dan simetris (sama), Persajakan akhir yang teratur. Menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain.
Sebagian besar puisi empat seuntai (baris)

Jenis-jenis puisi baru adalah:

 1. Balada, yaitu puisi berisi kisah/cerita.
 2. Himne, adalah puisi pujaan untuk menghormati tuhan, seorang pahlawan, atau tanah air.
 3. Ode, adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi bersifat              menyanjung terhadap pribadi tertentu.
 4. Epigram, yaitu puisi yang berisi tuntunan /ajaran hidup.
 5. Romansa, adalah puisi yang birisi luapan cinta kasih.
 6. Elegi, adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
     Satire, yaitu puisi yang berisi sindiran/kritik.


 contoh puisi balada 
Balada Orang-orang Tercinta
Karya: W.S. Rendra

Kita bergantian menghirup asam
Batuk dan lemas terceruk
Marah dan terbaret-baret
Cinta membuat kita bertahan
dengan secuil redup harapan

Kita berjalan terseok-seok
Mengira  etik akan hilang
di ujung terowongan yang terang
Namun cinta tidak membawa kita
memahami satu sama lain

Kadang kita merasa beruntung
Namun harusnya kita merenung
Akankah kita sampai di altar
Dengan berlari terpatah-patah
Mengapa cinta tak mengajari kita
Untuk berhenti berpura-pura?

 Kita meleleh dan tergerus
Serut-serut sinar matahari
Sementara kita sudah lupa
rasanya mengalir  etika  kehidupan
Melupakan hal-hal kecil
yang dulu termaafkan

 Mengapa kita saling menyembunyikan
Mengapa marah dengan keadaan?
Mengapa lari  etika sesuatu
membengkak jika dibiarkan?
Kita percaya pada cinta
Yang borok dan tak sederhana
Kita tertangkap jatuh terperangkap
Dalam balada orang-orang tercinta

Puisi himne
Karena Kasihmu
Karya : Amir Hamzah

Karena kasihmu
Engkau tentukan waktu
Sehari lima kali kita bertemu

Aku anginkan rupamu
Kulebihi sekali
Sebelum cuaca menali sutera

Berulang-ulang kuintai-intai
Terus menerus kurasa-rasakan
Sampai sekarang tiada tercapai
Hasrat sukma idaman badan

Pujiku dikau laguan kawi
Datang turun dari datuku
Diujung lidah engkau letakkan
Piatu teruna di tengah gembala

Sunyi sepi pitunang Poyang
Tadak meretak dendang dambaku
Layang lagu tiada melangsing
Haram gemerencing genta rebana

Hatiku, hatiku
Hatiku sayang tiada bahagia
Hatiku kecil berduka raya
Hilang ia yang dilihatnya

Puisi Ode
Puisi untuk Guru
Karya: Muhammad Yanuar

Engkau bagaikan cahaya
Yang menerangi jiwa
Dari segala gelap dunia
Engkau adalah setetes embun
Yang menyejukkan hati
Hati yang ditikam kebodohan
Sungguh mulia tugasmu guru
Tugas yang sangat besar
Guru engkau adalah pahlawanku
Yang tidak mengharapkan balasan
Segala yang engkau lakukan
Engkau lakukan dengan ikhlas
Guru jasamu takkan kulupa
Guru ingin kuucapkan
Terima kasih atas jasamu


Puisi Epigram

Hak Oposisi¹

Karya: WS Rendra

Aku bilang tidak,

aku bilang ya,

menurut nuraniku.

Kamu tidak bisa mengganti

nuraniku dengan peraturan.

Adakah tugasmu

untuk membuktikan

bahwa kebjikasanaanmu

pantas mendapat dukungan.

Tapi dukungan —

tidak bisa kamu paksakan.

Adalah tugasmu

untuk menyusun peraturan

yang sesuai dengan hati nurani kami.

Kamu memasang telinga

— selalu,

untuk mendengar nurani kami.

Sebab itu, kamu membutuhkan oposisi.

Oposisi adalah jendela bagi kamu.

Oposisi adalah jendela bagi kami.

Tanpa oposisi: sumpek.

Tanpa oposisi: kamu akan terasing dari kami

Tanpa oposisi: akan kamu dapati gambaran palsu

tentang dirimu.

………………………………………..

Pelopor Jogja, 10 Oktober 1971

Puisi Romansa

AKU

Khairil Anwar

Kalau sampai waktuku

Aku mau tak seorang kan merayu

Tidak juga kau

Tak perlu sedan itu

Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari

Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak peduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi


Puisi Elegi

Hampa

Karya: Chairil Anwar

 

Sepi di luar. Sepi menekan mendesak

Lurus kaku pohonan. Tak bergerak

Sampai ke puncak. Sepi memagut

Tak satu kuasa melepas renggut

Segala menanti. Menanti. Menanti


Sepi

Tambah ini menanti jadi mencekik

Memberat mencekung punda

Sampai binasa segala. Belum apa-apa

Udara bertuba. Setan bertampik

Ini sepi terus ada. Dan menanti


Puisi Satire

Diponegoro

Karya: Chairil Anwar


Di Masa Pembangunan Ini

Tuan Hidup Kembali

Dan Bara Kagum Menjadi Api

Di Depan Sekali Tuan Menanti

Tak Gentar. Lawan Banyaknya Seratus Kali.

Pedang Di Kanan, Keris Di Kiri

Berselempang Semangat Yang Tak Bisa Mati.

Maju

Ini Barisan Tak Bergenderang-Berpalu

Kepercayaan Tanda Menyerbu.

Sekali Berarti

Sudah Itu Mati.

Maju

Bagimu Negeri

Menyediakan Api.

Punah Di Atas Menghamba

Binasa Di Atas Ditindas

Sesungguhnya Jalan Ajal Baru Tercapai

Jika Hidup Harus Merasai

Maju, Serbu, Serang, Terjang


Hanya yang perlu dicatat adalah puisi bebas adalah kita bebas mengungkapkan kata-kata yang ada di pikiran kita ya.


Depok, 12 Oktober 2021

goresan malam


Komentar

  1. Indahnya puisi bagi manusia yang mempunyai perasaan

    BalasHapus
  2. trimksh omjay...perasaan bagai jantung dalam puisi

    BalasHapus
  3. Terima Kasih Om Jay jemari tanpa tinta menjadi Pena Untuk Inspirasi Semua Insan
    PUISI menemani hariku

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buku Mahkota Menulis, Buku Muara Tulisan

Menulis Semudah Ceplok Telur

Writer's Block?